Permasalahan pada layanan kesehatan ibu dan anak, khususnya perawatan bayi baru lahir semakin kompleks. Beban kerja tenaga kesehatan juga mengalami kenaikan yang signifikan. Salah satu dukungan keberhasilan layanan kesehatan yaitu dengan adanya alat kesehatan yang modern dan kekinian. Misal seperti pada perawatan bayi baru lahir biasanya pasien bayi diletakkan didalam alat infant warmer untuk menghangatkan suhu tubuh dari lingkungan sekitarnya.
Infant warmer yang terkadang digunakan dalam monitoring kondisi pasien, tenaga kesehatan dalam hal ini, perawat harus berjaga bergantian dan bertatap muka dengan pasien. Tetapi dengan penyematan teknologi IoT (Internet of Things) dapat memudahkan pekerjaan tenaga kesehatan menjadi lebih efektif dan efisien hanya melalui gadget. Hal inilah yang telah dilakukan salah satu dosen Prodi Teknologi Rekayasa Elektro-medis Universitas PGRI Yogyakarta yang berkolaborasi dengan Teknisi Elektro-medis RSUD Prambanan, yaitu Ekha Rifki Fauzi dan Angger Maharesi. Mereka mengembangkan infant warmer dengan menggunakan teknologi IoT dalam pemantauan suhu tubuh bayi dan tingkat saturasi oksigen pasien secara real-time.
Alat infant warmer hasi dari pengembangan ini juga dilengkapi dengan data logger sebagai perekam medis history dari pasien dan kamera untuk membantu telemedicine antara perawat jaga dengan dokter jika pasien membutuhkan tindakan darurat.
Pengembangan infant warmer ini merupakan salah satu kolaborasi dari hasil iuaran hibah internal Universitas PGRI Yogyakarta tahun 2023. Selain itu, alat ini juga telah mendapatkan pendanaan pendaftaran permohonan paten dan pemeriksaan substantif paten dari program Unggulan Berpotensi Kekayaan Intelektual (UBER-KI) tahun 2023 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Kemudian alat infant warmer ini masih proses pengajuan paten sederhana dengan nomor permohonan S00202304645. Alat ini juga telah lulus tes kalibrasi dan dimanfaatkan untuk mendukung pelayanan perawatan di ruang perawatan bayi RSUD Prambanan.
Hasil dari kolaborasi ini mencerminkan bahwa implementasi dari tridharma perguruan tinggi yang mengutamakan kemanfaatan hasil penelitian yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Alat ini juga nantinya akan dilakukan hilirisasi dalam penguatan produksi alat kesehatan dalam negeri dengan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) mencapai 70-90%. Mari berkolaborasi dalam kebaikan untuk masyarakat sehat dan sejahtera.
baca juga: https://www.upy.ac.id/berita/upy-masuk-15-universitas-terbaik-di-jogja