Inovasi Dosen UPY: “Infant Warmer Terintegrasi Nebulizer Berbasis IoT” untuk Perawatan Bayi yang Lebih Cerdas dan Efektif

Tim peneliti dari Program Studi Teknologi Rekayasa Elektromedis, Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) berhasil menciptakan terobosan inovatif di bidang teknologi kesehatan melalui pengembangan “Infant Warmer Terintegrasi Nebulizer Berbasis Internet of Things (IoT)”.

Penelitian yang dipimpin oleh Ekha Rifki Fauzi, S.K.M., M.P.H., bersama tim ini menghadirkan solusi baru untuk meningkatkan keselamatan dan efektivitas perawatan bayi, khususnya bayi prematur dan pasien neonatal yang membutuhkan terapi obat aerosol.

Prototipe alat ini menggabungkan fungsi penghangat bayi (infant warmer) dengan nebulizer yang dikendalikan secara digital. Melalui teknologi IoT, tenaga medis dapat mengatur durasi dan kecepatan pengembunan obat aerosol dari jarak jauh menggunakan perangkat gawai. Sistem ini juga memungkinkan pemantauan real-time terhadap proses pemberian obat, memastikan dosis dan waktu terapi lebih akurat serta minim kesalahan.

“Sampai saat ini, belum ada pengembangan yang mengintegrasikan nebulizer langsung dengan infant warmer. Sistem kami menawarkan solusi praktis, efisien, dan aman untuk perawatan bayi di ruang NICU,” ujar Ekha Rifki Fauzi, Ketua Peneliti.

Infant Warmer merupakan perangkat medis penting untuk menjaga suhu tubuh bayi baru lahir atau bayi prematur agar tetap stabil di rentang 34°C – 37°C. Integrasi sistem penghangat dengan teknologi IoT dan nebulizer memberikan manfaat signifikan, terutama dalam pengobatan bayi yang membutuhkan pengembunan obat tanpa perlu pemindahan alat.

Dengan fitur pemantauan suhu, kontrol aerosol, dan pengaturan otomatis berbasis cloud, teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) serta menurunkan angka kematian bayi di Indonesia.

Inovasi ini dikembangkan dengan dukungan Program Bantuan Biaya Luaran Prototipe Tahun 2025 dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Saat ini, tim peneliti sedang fokus pada peningkatan Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) dari level 4 ke level 5 dengan penambahan sistem IoT berbasis cloud untuk perekaman data medis dan kendali jarak jauh.

Secara komersial, alat ini menawarkan produk dalam negeri yang ekonomis dan berpotensi menggantikan produk impor, dengan target pengguna meliputi rumah sakit umum, rumah sakit ibu dan anak, serta puskesmas.

“Selain mendukung kemandirian alat kesehatan nasional, kami berharap inovasi ini menjadi langkah nyata UPY dalam hilirisasi riset dan peningkatan daya saing industri alat kesehatan dalam negeri,”tambah Ekha Rifki.

Keberhasilan penelitian ini menegaskan komitmen Universitas PGRI Yogyakarta dalam mendukung riset terapan yang berdampak langsung pada masyarakat, serta mendorong kolaborasi lintas disiplin antara dunia akademik dan industri.

Melalui pengembangan alat Infant Warmer Terintegrasi Nebulizer Berbasis IoT, UPY membuktikan perannya dalam menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kesehatan modern menciptakan perawatan bayi yang lebih cerdas, efisien, dan manusiawi.