
Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati momentum bersejarah yang menjadi tonggak persatuan nasional Sumpah Pemuda. Delapan puluh tujuh tahun lalu, pada 1928, para pemuda dari berbagai daerah, suku, dan latar belakang berkumpul untuk menyatakan tekad yang sama: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia. Ikrar itu bukan sekadar kata-kata, tetapi sebuah pernyataan kesadaran kolektif bahwa masa depan negeri ini hanya bisa dibangun di atas pondasi persatuan.
Kini, di tahun 2025, semangat Sumpah Pemuda menemukan relevansinya kembali di tengah arus perubahan global yang begitu cepat. Kemajuan teknologi, disrupsi ekonomi, dan tantangan sosial menuntut generasi muda untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku perubahan.
Tema peringatan tahun ini, “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu”, mengandung pesan mendalam: bahwa kekuatan Indonesia tidak hanya terletak pada jumlah penduduknya, melainkan pada sinergi dan aksi nyata para pemuda-pemudi yang bergerak bersama untuk kebaikan bangsa.
Bergerak berarti tidak diam menghadapi tantangan berani berinovasi, berkolaborasi, dan berkontribusi. Bersatu berarti tidak terpecah oleh perbedaan, melainkan menjadikannya sumber kekuatan dan kreativitas. Dalam dunia yang semakin terhubung, pemuda Indonesia ditantang untuk menjaga nilai-nilai kebangsaan tanpa kehilangan jati diri.
Sejarah membuktikan bahwa setiap perubahan besar selalu dimulai dari gerakan kaum muda. Dari lahirnya Sumpah Pemuda, Proklamasi Kemerdekaan, hingga era reformasi peran generasi muda tidak pernah absen. Kini, bentuk perjuangan mungkin telah bergeser: dari medan perang ke ruang digital, dari senjata ke ide dan inovasi.
Pemuda masa kini bergerak melalui teknologi, pendidikan, kewirausahaan sosial, dan kepedulian lingkungan. Mereka menciptakan solusi untuk permasalahan bangsa, dari desa hingga kota, dari Sabang sampai Merauke. Semangat kolaboratif dan kepedulian sosial menjadi wujud nyata dari makna “Indonesia Bersatu”.
Momentum Sumpah Pemuda bukan sekadar peringatan sejarah, melainkan ajakan untuk introspeksi dan aksi nyata. Dalam dunia yang sering kali dilanda disinformasi dan perpecahan, pemuda harus menjadi penjernih dan penyejuk. Mereka perlu mengedepankan dialog, empati, dan kolaborasi lintas generasi serta lintas budaya.
Persatuan Indonesia bukan tujuan akhir, melainkan proses yang terus diperjuangkan setiap hari melalui kejujuran dalam bekerja, semangat gotong royong, serta komitmen untuk menebarkan kebaikan.
Sumpah Pemuda 2025 mengingatkan kita bahwa Indonesia berdiri karena keberanian pemudanya untuk bersatu dan bergerak. Kini, tugas kita melanjutkan semangat itu: membangun bangsa dengan hati, dengan karya, dan dengan rasa saling percaya. Mari jadikan hari ini bukan hanya peringatan, tetapi gerakan bersama menuju Indonesia yang lebih kuat, inklusif, dan berdaya.
