
Yogyakarta — Program Studi Manajemen Universitas PGRI Yogyakarta menggelar seminar bertajuk “Dilema Kultural: Segara Kidul dalam Perspektif Sejarah dan Ekonomi” sebagai ruang akademik untuk mengkaji hubungan erat antara budaya, sejarah, dan potensi ekonomi berbasis kearifan lokal. Kegiatan ini menjadi ajang refleksi sekaligus dialog terbuka mengenai bagaimana nilai-nilai tradisional dapat bersinergi dengan kebutuhan pembangunan masa kini.
Seminar menghadirkan dua narasumber utama dari bidang yang berbeda namun saling melengkapi. Dari perspektif ekonomi dan kelautan, hadir Pramadiansyah, S.Kel., M.Sc., Kepala Bidang P2HP Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul. Ia memaparkan potensi besar Segara Kidul dalam sektor ekonomi perikanan, pengelolaan sumber daya laut, hingga peluang pengembangan pariwisata bahari yang berkelanjutan. Menurutnya, pendekatan ekonomi yang berakar pada kearifan lokal menjadi kunci menjaga keseimbangan antara eksploitasi dan pelestarian alam.
Sementara itu, dari sisi sejarah dan budaya, Dr. Iqbal Birsyada, M.Pd., dosen Prodi Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta, mengupas jejak historis dan makna kultural Segara Kidul dalam tradisi masyarakat Jawa. Ia menyoroti dilema yang muncul ketika nilai-nilai spiritual dan kultural bertemu dengan arus modernisasi serta tuntutan ekonomi masyarakat pesisir. “Segara Kidul bukan sekadar mitos, melainkan refleksi identitas dan cara pandang manusia Jawa terhadap alam dan kehidupan,” ungkapnya.
Melalui seminar ini, mahasiswa dan peserta diajak memahami bahwa budaya, sejarah, dan ekonomi merupakan tiga pilar yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan. Segara Kidul dipandang bukan hanya sebagai narasi mitologis, tetapi juga sebagai ruang hidup yang menyimpan potensi pembangunan sekaligus nilai-nilai kearifan yang perlu dijaga kelestariannya.
Kegiatan ini diharapkan mampu memperkaya wawasan akademik, menumbuhkan kepedulian terhadap budaya lokal, serta membuka ruang dialog lintas disiplin bagi pengembangan potensi daerah secara berkelanjutan agar laut selatan tak hanya dikenang dalam mitos, tetapi juga dihargai sebagai sumber kehidupan dan pengetahuan.